Langsung ke konten utama

TERNYATA PENGARANG AL-MUNJID ITU 2 ORANG PENDETA


Jika Anda pernah menuntut ilmu di pesantren, tradisional maupun modern, atau bahkan berguru di berbagai perguruan tinggi Islam seperti Universtias Islam Negeri (UIN) Jakarta, Anda pasti mengenal Kamus al-Munjid.

Sebuah kamus yang dianggap paling lengkap dan komperehensif, antara lain karena dihiasi dengan gambar-gambar, yang dijadikan kamus utama di berbagai kampus Islam dan pondok pesantren seluruh dunia.

Bahkan di beberapa pondok pesantren seperti Ponpes Darunnajah Ulu Jami Jakarta, ada satu mata pelajaran khusus untuk menggunakan Kamus al-Munjid yang disebut Mata Pelajaran Fathul Munjid.

Namun tahukah Anda, bahwa Kamus Arab al-Munjid yang dipakai di seluruh ponpes dan kampus Islam dunia itu ternyata disusun oleh dua orang pendeta (rahib) Katolik bernama Fr. Louis Ma’luf al-Yassu’i dan Fr. Bernard Tottel al-Yassu’i yang dicetak, diterbitkan, dan didistribusikan oleh sebuah percetakan Katolik sejak tahun 1908.

Penggunaan Kamus al-Munjid yang sudah lama dan masih dipakai hingga kini bukanlah tanpa penentangan. Sebagian ulama menganggap kamus tersebut merupakan bagian dari operasi para orientalis yang memiliki agenda tersembunyi terhadap Dunia Islam.

Sekurangnya ada dua kitab yang ditulis ulama Islam yang berisi penentangan terhadap Kamus al-Munjid, yakni:
• ‘Atsrat al-Munjid fi al-adab wal ulum wa a’lam (Prof. Ibrahim al-Qhatthan, 664 halaman, terbit 1392 H), ini adalah kitab paling utama dalam mengkritisi Kamus al-Munjid.
• An-Naz’ah an-Nashraniyah fi Qamus al-Munjid (DR. Ibrahim Awwad, 50 hal, terbit 1411 H)

Kamus al-Munjid sendiri memiliki beberapa kekurangan, jika tidak dikatakan sebagai kesengajaan, yakni:
• Ketika memuat entry “Al-Qur’an”, tidak pernah menyambungkannya dengan istilah “al-Kariem” dan sebagainya, namun ketika memuat entry kitab suci Kristen dan Yahudi, maka kamus ini menambahkan istilah “al-Muqaddas”,

• Ketika memuat entry “Nabi Muhammad”, tidak pernah mengikutsertakan gelar ‘Shalallahu Allaihi Wassalam”, demikian pula entry para shahabat tidak pernah ditambahkan dengan “Radiyallahu Anhu”,

• Tidak ada kalimat ‘Basmallah’ di atas setiap bab seperti halnya kitab-kitab umat Islam,

• Entry “al-Basmallah” yang sesungguhnya milik umat Islam namun dalam keterangannya tertulis “Bismil ab-wal ibn wa Ruhil Quds” yang memiliki arti sebagai “Dengan menyebut Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Ruh Kudus”, setelah itu baru ada entry “Bismillahirahmannirahim”,
• Kamus ini juga tidak membahas akidah Islam, namun banyak membahas hal-hal yang bersifat penyimpangan-penyimpangan akidah,

• Nama- nama tokoh Islam yang utama seperti para shahabat, tabiin, dan para ulama terkemuka juga tidak dimuat, namun di lain sisi nama-nama tokoh Barat Kristen banyak dimuat,

• Kamus ini tidak pernah merujuk pada sumber-sumber Islam yang asli, tapi sebaliknya merujuk pada sumber-sumber Barat, dan ini sangat jelas terlihat dalam entry ‘ibadat’dan penyebutan nama-nama nabi dan rasul yang menggunakan istilah kristen,

• Banyak kesalahan penulisan nama-nama tokoh dan kaitannya dengan sejarah,

• Mengatakan bahwa daging babi itu sangat lezat,

• Dimasukkannya gambar-gambar dan aneka lukisan yang berasal dari Barat yang sama sekali tidak berdasarkan kebenaran, seperti halnya gambar Nabi Isa dan nabi-nabi lainnya. Bahkan ada sebuah gambar sepasang manusia dewasa telanjang yang tengah menangis, gambar itu dikatakan sebagai gambar Adam dan Hawa,

• Nabi Nuh, Luth, dan Sulaiman dikatakan bukan sebagai nabi, tapi Lukman disebut sebagai nabi. Nuh dikatakan sebagai ‘Manusia Taurat pertama’, Luth dikatakan hanya sebagai ‘keponakan Ibrahim’ dan Sulaiman dikatakan sebagai ‘Raja’ bukan nabi.

• Nabi Daud disebut sebagai pembunuh banyak lelaki untuk memperisteri jandanya, padahal beliau telah memiliki isteri sebanyak 100 orang.

Masih teramat banyak catatan-catatan tentang kamus produk orientalis ini yang sampai sekarang, entah kenapa, masih saja dipergunakan di banyak lembaga pendidikan Islam. Sudah saatnya umat Islam menyadari dan berhenti memakai kamus ini. Dan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI), sudah sepatutnya melarang peredaran dan penggunaan kamus ini di seluruh Indonesia.

Sumber :
https://www.google.com/amp/s/salafiyunpad.wordpress.com/2009/10/16/qamus-al-munjid-kamus-arab-terpopuler-sedunia-ternyata-disusun-pendeta/amp/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH PERBEDAAN LAFAZH "جاء" DAN "أتى"

Pengajian Kesepuluh Pertanyaan : Apa perbedaan (جاء) dan (أتى)???   Jawab : Arti 2 kata tersebut adalah "Datang,membawa atau Mendatangkan" ,demikian menurut "Qomus Al-Munawwir" , terdapat lagi makna yang lainnya. Mengenai perbedaan kedua kata tersebut yaitu (جاء) dan (أتى) itu merupakan syinonim (persamaan) kata ,tidak perbedaan diantara keduanya secara umum ,inilah yang telah disepakati oleh para Ahli Bahasa yang kami ketahui. Namun untuk ayat-ayat Allah Ta'ala yang ada di dalam Al-Quran ternyata kedua kata tersebut mempunyai perbedaan yang halus , disini akan saya tuliskan contoh-contohnya yang didalam Al-Quran ; sbb : 1.Lafazh (جاء) selalu dalam bentuk / shigoh Fiil Madhi,tidak pernah dalam bentuk lain,misalnya menjadi mudhorik,fiil amr,Shighoh Faail dsb.... Beda halnya dengan lafazh (أتى) 2.Lafazh (جاء) sering digunakan untuk hal-hal yang didalamnya terdapat permasalahan yang berat dan maha penting , beda halnya dengan lafazh (أتى) yang

INI DIA RUPANYA; RAHASIA PERBEDAAN ( سل) DAN ( إسأل)

Bismillah.... MUQODIMAH Assalamualaikum wr wb... Satu pertanyaan yang mesti saya jawab dengan redaksi berikut ini : PERTANYAAN " Pada QS Albaqoroh ayat 211 itu kan ada kata سل yang artinya : tanyakanlah.. !apa bedanya سل dengan اسأل ? Bukankah ke dua kata tersebut kata dasarnya sama? Yaitu سأل, kalau mengikuti wazan فعل, maka fi'il amrnya adalah اسأل, krn mngikuti wazan افعل. Kenapa bisa jadi سل ? Bagaimana i'lalnya? " JAWABAN Alhamdulillah washallallahu 'alannabiyyilkarim Jawaban saya bagi atas 3 bagian ;Pertama Pembahasa ,kedua kesimpulan ,ketiga Pelengkap 1.PEMBAHASAN : Mari kita perhatikan 4 ayat di bawah ini! dengan seksama!😊 a. سَلْ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَمْ آتَيْنَاهُمْ مِنْ آيَةٍ بَيِّنَةٍ ۗ "Tanyakanlah! kepada Bani Israil dan seterusnya. . . ." b. وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى تِسْعَ آيَاتٍ بَيِّنَات ٍ فَاسْئلْ بَنِي إِسْرَائِيلَ إِذْ جَاءَهُمْ فَقَالَ لَهُ فِرْعَوْنُ إِنِّي لاََظُنُّكَ يَمُوسَى مَسْحُورًا﴾ "Dan sesung